Minggu, 09 Agustus 2015

Berita Unik

Xinjiang - Angka 13 sering diasosiasikan sebagai bilangan yang buruk. Namun tak demikian bila kita melancong ke ujung barat laut Tiongkok. Di sini 'Tanah Perbatasan Baru' adalah rumah bagi 13 etnis yang memancarkan pesona Eurasia. 'Perbatasan Baru (New Frontier)' adalah makna dari kata Xinjiang

Hidung mancung ramping dan kulitterang berpadu dengan tulang pipi yang tinggi dan mata sipit. Perwajahan yang lekat dengan ciri orang-orang Erop-Asia (Eurasia). Sosok-sosok itu mudah dijumpai di Daerah OtonomiXinjiang Uyghur.
Xinjiang adalah pusat dari daratan Asia dan Eropa, terlepas soal Rusia yang juga mengklaim hal yang sama.

Memang sejak zaman dahulu kala, Xinjiang sudah menjadi tempat lewat dan medan pendudukan berbagai etnis. Apalagi wilayah ini juga bagian dari jalur sutera yang legendaris itu. Namun, kini ada 13 etnis yang dinyatakan sebagai penduduk asli Xinjiang.
Sekedar mengapresiasi keragaman manusia, sebagian dari 13 etnis itu memiliki ciri ras Kaukasoid. Sebagian lagi seperti Han dan Mongol.

Memang harmonisasi itulah yang di perjuangkan semua orang, termasuk juga di Xinjiang. Tak bisa menutup telinga, publik internasional juga sudah kadung mendengar soal kerusuhan berbau etnis yang pernah di pecah Xinjiang.

Terlepas dari berita buruk, Xinjiang memiliki kondisi geografis yang unik. Bila semakin ke selatan, udara semakin panas. Bahkan di sini juga ada titik terendah. Orang yang terbiasa merasakan gerahnya Jakarta pun bisa gelisah di tempat seperti ini.
Namun bila melihat penduduk lokal, mereka tidak nampak risau. Kulit mereka juga tak semuanya menghitam walau beraktivitas di bawah teriknya matahari.

Xinjiang tak bisa dilepaskan dari masa lalunya, kawasan ini adalah kawasan warisan peradaban milenium lampau. Ternyata museumm ini ada mumi warisan zaman dahulu kala. Mumi ini terbalut  kain di seluruh tubuhnya yang sudah berwarna coklat. Wajahnya juga tertutup kain, hanya menyisahkan kelopak matanya, masih terlihat bulu mata lentik yang terkatup.

Walau bukan berasan dari masa prasejarah, namun mumi orang ini bisa dipastikan adalah wanita pemandu museum berasal dari ras Kaukasia.
Sebenarnya, berdasarkan berbagai literatur, Xinjiang menyimpan mumi yang usianya mencapai 3,8 milenium. Mumi itu dikenal sebagai Cherchen Man. Ciri mumi itu berambut coklat kemerahan, hidung panjang dan bertulang pipi tinggi.

Mumi itu masuk kategori Ras Kaukasoid. Terlebih lagi, busana yang dikenakan mumi itu seperti Suku Celt di Eropa. Ada pula ahli yang menyebut, mumi itu adalah bangsa Tocharian, satu bangsa rumpun Indo-Eropa yang sudah tidak ada.

Bangsa Tocharian yang bermata biru atau hijau itu kian terdesak oleh pergerakan bangsa lainnya. Tahun berganti abad dan milenia, konon Bangsa Uyghur yang berbahasa serumpun Turkic ini datang belakangan dari wilayah Mongolia. Xinjiang memang menjadi 'meeting-pot' bangsa-bangsa masa lalu beserta rentang peradaban masing masing.


Mengutip tulisan yang berjudul 'A Meeting of Cibilisations : The mystery of China's celtic mimmies'yang di muat di independent.co.uk pada 28 Agustus 2006, ahli berkata bahwa Uyghur datang ke Xinjiang dari Mongolia sekitar 842 Masehi.